Belakangan ini kasus demam berdarah dengue (DBD) terus
menghantui keselamatan jiwa warga Sulut, tak terkecuali Manado.
di laporkan sudah
3 nyawa melayang akibat penyakit yang bersumber dari gigitan nyamuk jenis Aedes
Aegypti,sehingga Wali Kota Manado, GS Vicky Lumentut mengambil langkah cepat
dengan menginstruksikan kepada jajaran Pemkot Manado untuk mencegah penyebaran
virus DBD ini.
Kemarin di sela-sela pembukaan Pesta Adat Tulude Warga Nusa
Utara yang dipusatkan di Taman Berkat, Boulevard, GSVL sapaan akrab Wali Kota
langsung mencanangkan Hari Anti DBD untuk Kota Manado.
Inisiatif GSVL mencanangkan Hari Anti DBD tanggal 29 Januari
ini ada beberapa alasan. Setelah dikaji hingga memasuki lima tahun ini, menurut
GSVL, wabah DBD ini seakan menjadi siklus setiap tahun di bulan Desember hingga
Januari.
“seolah sudah menjadi tren setiap tahun antara bulan
desember hingga januari terjadi kasus demam berdarah di kota manado.untuk itu
mulai hari ini ayo kita canangkan Hari Anti DBD,pungkasnya.
Pencanangan Hari Anti DBD tidak hanya bersifat melakukan fogging saja
akan tetapi bagaimana harus menggalakan 3 M (Menguras, Menutup dan Mengubur).
“Fogging tidak fundamental,hanya diluar-luar saja dan hanya
akan membuat nyamuk tersebut semakin kebal terhadap fogging,jadi seharusnya bagaimana
warga kota manado harus menggalakan 3 M. Menguras tempat air, menutup dan
mengubur barang-barang bekas yang bisa menjadi tempat bersarangnya jentik-jentik nyamuk,’’ ujar GSVL.
Tak hanya sekadar pencanangan.namun mempertegas Hari Anti
DBD ini, GSVL bersama Kaban Bappeda, Bartje Assa sudah menyiapkan alat fogging
seharga Rp25 juta per unit yang akan ditempatkan di 11 kecamatan di kota
manado.
0 comments:
Post a Comment